Minggu, 26 Januari 2014

Kematian



Malam ini tidurku kembali terjaga. Rasa kantuk ini seakan hilang. Dikeheningan malam ku beranjak dari tempat tidur, berwudhu dan kembali menulis.  Kali ini aku ingin menuliskan tentang kematian. Kurenungkan kembali beberapa peristiwa yang telah terjadi pada hari-hari sebelumnya. Di tahun 2013 ada salah seorang siswaku (M. Alvan) yang telah wafat karena sakit. Kemudian baru beberapa hari berlalu seorang anak didikku (Kenty Apriliana) telah Allah panggil ke hadapan-Nya. Pakde Sumadi juga telah wafat setahun yang lalu. Sangat tidak disangka, saat itu beliau pernah berkunjung untuk menjenguk papa yang sedang sakit, beliau memberikan semangat kepada Papa. Beberapa bulan berlalu, sakit yang baru diketahui oleh pihak keluarga sehingga membuatnya harus di opname. Hanya beberapa hari, Allah panggil beliau ke hadapan-Nya. Beliau perpulang lebih dulu.

Kematian adalah suatu misteri dalam kehidupan. Waktu kematian manusia sudah tertulis dalam Kitab Allah, tiada seorang pun yang mengetahui. Dimana, kapan dan dalam kondisi bagaimana ketika kita wafat, hanya Allah yang Maha Mengetahui hal tersebut.

Saat kematian telah datang, keluarga, sanak saudara, rekan-rekan datang untuk mengantarkan seseorang ketempat peristirahatan terakhir. Tangisan, kesan dan kenangan yang pernah terukir dalam perjalanan kehidupan hadir dalam hati kerabat yang ditinggalkan.

Tua, muda, batasan usia tidak menjamin waktu kapan kematian akan menjemput. Orang yang lebih muda bahkan bisa terlebih dahulu Allah panggil. Orang yang sehat juga seringkali Allah panggil tanpa sebab. Kenangan serta kesan yang mengukir saat manusia masih hidup akan teringat jika kematian seseorang telah menjemput. Kesan itu bisa baik, bisa juga sebaliknya. Tergantung amal perbuatan yang telah kita torehkan.

Walaupun semua itu sudah tertulis dalam Kitab Illahi tentang waktu kematian kita, yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar untuk menjadi manusia yang sebaik-baiknya. Proses kehidupan yang berliku merupakan sebuah pembelajaran tentang kehidupan. Allah punya cara yang berbeda untuk mendidik hamba-Nya dalam mengarungi kehidupan ini. Termasuk segala ujian yang diberikan oleh-Nya. Dengan doa kita dapat memohon agar saat kematian akan menjemput Allah takdirkan dalam kondisi yang baik, Khusnul Khotimah. 

Selanjutnya setelah wafat, hanya amal perbuatan yang akan menemani kita ditempat yang abadi. Sambil menunggu  sidang akbar tempat manusia mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya.
Semoga kita semua Allah wafatkan dalam kondisi Khusnul Khotimah dan dipenuhi dengan amalan baik didunia. Aamin

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. "(QS. Al Imran ayat 185)

Tangerang (27012014) Pukul. 02.30 WIB

0 komentar: