Malam ini tidurku kembali terjaga. Rasa kantuk ini seakan
hilang. Dikeheningan malam ku beranjak dari tempat tidur, berwudhu dan kembali
menulis. Kali ini aku ingin menuliskan
tentang kematian. Kurenungkan kembali beberapa peristiwa yang telah terjadi
pada hari-hari sebelumnya. Di tahun 2013 ada salah seorang siswaku (M. Alvan)
yang telah wafat karena sakit. Kemudian baru beberapa hari berlalu seorang anak
didikku (Kenty Apriliana) telah Allah panggil ke hadapan-Nya. Pakde Sumadi juga
telah wafat setahun yang lalu. Sangat tidak disangka, saat itu beliau pernah
berkunjung untuk menjenguk papa yang sedang sakit, beliau memberikan semangat
kepada Papa. Beberapa bulan berlalu, sakit yang baru diketahui oleh pihak
keluarga sehingga membuatnya harus di opname. Hanya beberapa hari, Allah
panggil beliau ke hadapan-Nya. Beliau perpulang lebih dulu.
Kematian adalah suatu misteri dalam kehidupan. Waktu
kematian manusia sudah tertulis dalam Kitab Allah, tiada seorang pun yang
mengetahui. Dimana, kapan dan dalam kondisi bagaimana ketika kita wafat, hanya
Allah yang Maha Mengetahui hal tersebut.
Saat kematian telah datang, keluarga, sanak saudara,
rekan-rekan datang untuk mengantarkan seseorang ketempat peristirahatan
terakhir. Tangisan, kesan dan kenangan yang pernah terukir dalam perjalanan
kehidupan hadir dalam hati kerabat yang ditinggalkan.
Tua, muda, batasan usia tidak menjamin waktu kapan kematian
akan menjemput. Orang yang lebih muda bahkan bisa terlebih dahulu Allah
panggil. Orang yang sehat juga seringkali Allah panggil tanpa sebab. Kenangan
serta kesan yang mengukir saat manusia masih hidup akan teringat jika kematian
seseorang telah menjemput. Kesan itu bisa baik, bisa juga sebaliknya.
Tergantung amal perbuatan yang telah kita torehkan.
Walaupun semua itu sudah tertulis dalam Kitab Illahi tentang
waktu kematian kita, yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar untuk menjadi
manusia yang sebaik-baiknya. Proses kehidupan yang berliku merupakan sebuah
pembelajaran tentang kehidupan. Allah punya cara yang berbeda untuk mendidik
hamba-Nya dalam mengarungi kehidupan ini. Termasuk segala ujian yang diberikan
oleh-Nya. Dengan doa kita dapat memohon agar saat kematian akan menjemput Allah
takdirkan dalam kondisi yang baik, Khusnul Khotimah.
Selanjutnya setelah wafat, hanya amal perbuatan yang akan
menemani kita ditempat yang abadi. Sambil menunggu sidang akbar tempat manusia mempertanggung
jawabkan semua amal perbuatannya.
Semoga kita semua Allah wafatkan dalam kondisi Khusnul
Khotimah dan dipenuhi dengan amalan baik didunia. Aamin
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. "(QS. Al Imran ayat 185)
Tangerang (27012014) Pukul. 02.30 WIB
0 komentar:
Posting Komentar