Selasa, 19 Maret 2013

Teguran dalam Balutan Cinta Kasih



Mengerjakan ujian ditengah lapangan

Pukul 08.00 WIB
Pagi yang cerah dan penuh cinta. Kududuk di depan koridor sambil mengawasi para siswa yang sedang mengerjakan Tes Mid Semester Genap. Mereka terpaksa kami minta untuk mengerjakan tes di tengah lapangan karena melakukan pelanggaran kedisiplinan. Tidak membawa kartu ujian, tidak mengenakan rompi serta dasi, sepatu yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan lain-lain berkaitan dengan kedisiplinan.

Penegakan kedisiplinan memang membutuhkan suatu perjuangan terutama dikalangan pendidik.
Peran guru sebagai pengajar mungkin tidak terlalu sulit. Memberikan bahan ajar, evaluasi sampai dengan pelaporan memang sudah tugas wajib seorang guru.

Namun, dikala hati nurani seorang guru ingin berbuat lebih baik untuk kebaikan anak-anak didiknya, hal itu yang membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan. Dibenci, dicueki, disinisi oleh sebagian siswa itu merupakan hal yang mesti diterima dengan ikhlas.

Anak-anakku kami bukan membenci kalian dengan perlakuan seperti ini. Kami sangat menyayangi kalian. Kami ingin kalian tumbuh dan berkembang dengan kepribadian baik dan berkarakter. Cerdas berbudi luhur yang sesungguhnya. Mempunyai mental dan daya juang tinggi.

Kami ingin kalian meraih sukses yang sesungguhnya, tidak hanya materi namun lebih dari itu. Anak-anakku suatu saat kalian akan mengerti dan memahami apa makna hidup yang sesungguhnya.Hidup penuh dengan perjuangan dan perjuangan perlu pengorbanan.

Suatu saat ketika kalian telah mencapai kesuksesan dan kalian datang lagi ke Sekolah ini, kami guru-guru mu tidak berharap lebih.

"Terima kasih Bapak/Ibu berkat didikan Bapak/Ibu saya bisa jadi seperti ini". Suatu kalimat sederhana, namun indah dan penuh makna. Dan selebihnya doa-doa kalian yang dapat senantiasa menjadi amalan yang akan menemani kami dikala Tuhan telah memanggi kami dengan Panggilan Cinta-Nya.

Salam sukses untuk anak-anak didikku.

Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:

عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: 

صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود) 


“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

0 komentar: