Sabtu, 13 April 2013

Pelajaran dari seorang gadis tanpa tangan


Bismillah.. kuawali pagi ini dengan penuh semangat. Mengapa, karena pagi ini aku akan mengikuti kajian dhuha di Masjid Al-Madinnah. Hal yang membuatku sangat bersemangat. Setelah sholat subuh, aku segera bersiap.

Masih ada waktu beberapa menit sambil menyantap sarapan aku menonton tayangan “Islam itu indah” yang disampaikan oleh Ust. Maulana Yusuf. Gaya ceramah yang menyenangkan dan tema yang bagus semakin membuatku bersemangat. Tema ceramah pagi ini adalah “Bangun siang rezeki hilang”.

Kira2 pukul 06.15 wib, aku meluncur menjemput papa. Kemudian kami berangkat menuju Mesjid. Alhamdulillah shaf masih banyak yang kosong, akupun memilih lantai 2 karena merasa sudah nyaman dan tenang saat berdoa.

Sebelum sholat dhuha dimulai, Ust. Rosyid menyampaikan ceramah meneruskan materi minggu lalu tentang 7 golongan pengikut Syaitan. Materi tersebut diambil dari sebuah kitab karangan Husain bin Sulaiman Al Rosyid.  Isi ceramahnya sangat menarik sekali. Sudah aku catat di bukuku, nanti aku rangkum di halaman tersendiri karena aku harus mengoreksi lagi tulisannya

Kira-kira pukul 07.15, kami mulai sholat dhuha. Kuselesaikan 12 rakaat dhuha-ku. Selepas itu, Ust. Rosyid memimpin untuk zikir. Syahdu, khusyuk dan tenang sekali. Ketika lantunan zikir di lafadzkan, dimulai dari ber-istighfar, sholawatan dan bacaan lain yang meng-agungkan Asma-Nya. Hatiku kembali bergetar, hangat, tenang sekali. Aku sangat menikmatinya. Allah hadir dekat sekali dengan diriku. Seolah-olah merengkuhku, memeluk dan air mata bercucuran dari hati yang dipenuhi cinta ini.

Ya Allah.. hadirlah terus dalam jiwa ku. Dalam getaran-getaran yang dipenuhi dengan rindu dan cinta. Limpahkanlah selalu kenikmatan dalam beribadah kepada-Mu. Setelah doa ditutup dan majelis pun selesai kami pun bersujud dan bersalam-salaman.

Kuturuni tangga Mesjid dengan perlahan. Kutatap sekeliling Masjid, seperti biasa beberapa pedagang sudah menggelar lapak dan para jamaah pun mengerumuni untuk membeli barang. Berbagai produk dijual dari jilbab, kaus kaki, minyak wangi sampai dengan makanan matang siap untuk disantap. Mataku tertuju pada satu lapak yang penjualnya adalah seorang ibu, kudatangi lapak tersebut dan berjongkok memilih barang dagangannya. Produk yang dijual adalah rengginang, keripik singkong pedas, snack gabus dan beberapa jilbab siap pakai. Sambil memilih keripik singkok yang ingin kubeli, mataku melirik sosok anak yang berada disamping ibu tersebut, ternyata seorang gadis tanpa kedua tangan. Berbalut kerudung, gadis tersebut membantu ibunya menawarkan barang dagangan. Wajahnya nampak sumringah tanpa terlihat rasa kurang percaya diri sedikitpun. Ibu tersebut mengatakan “Neng ini keripiknya harganya seribuan, titipan orang, saya gak punya modal jadi ini cuma titipan”. ya bu, "saya mau beli 5 bungkus" jawabku. Kuserahkan uang dan kuberikan semua kembalianku.

Ya Allah, suatu pelajaran berharga kudapat pagi ini. Walau dalam keterbatasan modal dan fisik namun Ibu beserta gadis itu masih mau berusaha untuk menjemput rezeki-Nya dengan jalan yang mulia. Aku jadi teringat beberapa tunanetra yang menjajakan kerupuk ikan yang sering kujumpai. Mereka dengan berbekal tongkat dan mata hati berusaha menjemput rezeki, malah pernah aku membeli kerupuk dagangannya dan ketika aku hendak melebihkan uang mereka menolaknya.

Aku jadi malu sendiri, dengan fisik yang jauh lebih sehat dan sempurna masih sering bermalas-malasan dalam ikhtiar menjemput rezeki. Ya Allah maafkan aku jika seringkali lupa untuk mensyukuri nikmat-nikmat-Mu ini. Terima kasih Allah atas pelajaran hari ini. Berikanlah keistiqomahan kepadaku untuk senantiasa berbuat lebih baik lagi. (Aamin)





0 komentar: