Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 01.10 dini hari. Rasanya Kantukku terasa lenyap karena beberapa jam lalu aku telah tertidur setelah melaksanakan sholat Maghrib.
Kunikmati setiap Lafadz ayat Al-Qur'an yang tengah kau lantunkan. Indah dan syahdu. Suaramu yang begitu merdu menambah indah setiap bacaan yang kau lafadz-kan.
Pikiranku melayang pada kenangan-kenangan awal kita bertemu. Di Kampus biru, pertama kali kamu melihatku. Berwajah manis dengan jilbab biru menambah terkesannya dirimu dengan diriku. Dengan segala kuasa-Nya saat itu merupakan awal hatimu terpikat melihat diriku.
Hari-hari selanjutnya dengan keberanianmu, kamu mulai mendekatiku. Dimulai dengan mencari tahu siapa namaku sampai dengan bagaimana kegiatanku sehari-hari di Kampus lewat salah seorang rekanmu yang pernah mengenal diriku. Dengan kuasa-Nya pulalah terbuka jalan untuk kita mengenal lebih dekat.
Cara cantik dan elegan kamu luncurkan. Kamu pun mulai menyusun strategi untuk mendapatkan perhatianku. Sampai akhirnya, hatiku seperti terhipnotis pada strategi-strategi mu.
Tak terasa satu tahun berlalu masa-masa pertemanan kita. Hingga akhirnya, kamu beranikan diri untuk membuat komitmen dalam hubungan kita. Sampai akhirnya kamu meminta kejelasan status hubungan kita. Aku mulai berfikir dan mempertimbangkan jawaban apa yang harus kuberikan : "Yes or Sorry".
Aku tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan atas jawaban yang akan kuberikan. Akhirnya, aku meminta pertimbangan pada orang tercinta dalam hidupku. Ternyata, Beliau memberikan respon positif. Mungkin karena kelihaianmu dalam mencuri hatinya, kesopanan dan kesantunan yang selalu kamu tunjukkan saat berkunjung ke rumahku mampu menjadikan Beliau merestui dan memberi izin kepadaku.
Tiba pada suatu waktu dan di suatu tempat aku menerima dan merespon positif komitmenmu. Hari-hari kita lalui bersama dalam suka dan duka layaknya pasangan kekasih. Perlahan kamu mulai mengganti peran Ayah yang setiap malam setia menjemputku.
Saat komitmen telah kita buat aku merasa ada yang lebih melindungi, memberi perhatian sampai dengan sejuta rasa yang tak mampu diungkapkan. Walaupun, dalam perjalanan itu tidak selalu berjalan mulus. Seringkali perselisihan-perselisihan menjadi bumbu dalam hubungan kita.
Sampai akhirnya, kamu mempertemukanku dengan kedua orang tuamu. Beberapa pertanyaan membuat jantungku dag dig dug. Alhamdulillah atas kuasa-Nya respon positif tentang kehadiranku mampu diterima oleh orang tuamu.
Sayang.. kamu memang bukan orang pertama yang hadir dalam hatiku, begitupun denganku yang juga bukan orang pertama dalam hatimu. Namun, dengan dirimu awal kali aku berkomitmen dengan lawan jenis begitupun dengan dirimu yang juga awal kali berkomitmen dengan seorang perempuan.
Aku yakin, ini bukan suatu kebetulan. Suku kata nama belakang yang sama dengan ayahku sampai tanggal lahir adik-adik kita yang juga sama persis betul-betul merupakan kuasa-Nya.
Tak terasa dua tahun telah kita lalui, hingga akhirnya kamu dan keluarga memutuskan untuk meminangku sebagai bukti keseriusan dan tanggung jawabmu. Aku pun mulai lebih bertangggung jawab dan belajar bersikap lebih dewasa. Selanjutnya, hari-hari kita lalui dengan mulai banyak menyusun rencana untuk meniti hubungan ke level yang lebih serius lagi yaitu " Pernikahan".
Sayang..
Hampir 7 tahun sudah kita lalui dalam kebersamaan, cinta, tangis, tawa, canda, suka, duka serta bumbu-bumbu perselisihan mewarnai rumah tangga ini. Permasalahan-permasalahan yang hadir membuat kita lebih memahami satu sama lain. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang Tuhan berikan membuat kita lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapinya. Banyak hal yang sudah kita dapatkan. Banyak nikmat yang senantiasa Tuhan curahkan sampai dengan detik ini.
Aku dengan segala sifat baik dan jelekku hadir sebagai pendampingmu. Kamu selalu sabar dalam menghadapiku apalagi jika ego-ego ku mulai muncul. Dengan segala kelebihan dan kekurangan kamu menerimaku dengan ikhlas. Terima kasih ya sayang atas pengertian, bimbingan dan doa-doa yang selalu kamu berikan dan panjatkan.
Tuhan Terima Kasih telah Kau hadirkan dirinya sebagai laki-laki terbaik untuk mendampingiku.
Tuhan Terima Kasih pula telah Kau hadirkan aku untuk menjadi pendampingnya.
Kau hadirkan dirinya dalam perjalanan hidupku begitupun dengan diriku.
Tuhan..
Jagalah cinta dan kasih kami karena-Mu.
Berkahilah rumah tangga kami dengan curahan Cinta Kasih-Mu
Satukanlah kami hingga panggilan Cinta-Mu memisahkan kami
Pertemukan serta kumpulkanlah kami kembali di Jannah-Mu nan indah dan suci.
Seindah-indahnya pertemuan adalah pertemuan dengan-Mu.
Suamiku aku mencintaimu karena-Nya.
( Semoga tulisan ini mampu memotivasi dan menginspirasi bagi pasangan yang telah menikah khususnya. Tidak ada manusia yang sempurna. Bersedia menerima dan memahami kekurangan dan kelebihan satu sama lain adalah salah satu bukti cinta.
"Hidup akan menjadi lebih indah dalam balutan cinta dan kasih sayang")